5/7/13

13:11

tubuh kita merekam. ya tubuh kita punya memori, bukan hanya otak yang bisa menyimpan ingatan.
kulit kita menyimpan ingatan setiap sentuhan, panas atau pun dingin cuaca, goresan luka, garis garis pori yang berpola membentuk peta, belaian kasih sayang atau mungkin sebuah tamparan
mata kita yang merekam semua adegan, menangkap semua cahaya, memuntahkan air mata, melihat betapa indahnya manusia-manusia ini bergerak dalam peredarannya, merasakan pancaran dari mata lain yang menatap lurus kepada kita dengan maksud terkesima atau berupa pandangan menghina
lidah kita yang melahirkan jutaan kata, ucapan lemah lembut, serta pujian dan juga luapan kemarahan, bahkan cacian dan makian
hidung kita mencium setiap aroma, wangi tubuh yang mungkin melekat dalam ingatan, seperti feromon yang bisa langsung mempengaruhi otak kita mengontrol semua tindakan alam bawah sadar kita, atau udara disekitar bangkai, sampah dan semacamnya yang membuat kita bergidik, jijik dan ingin pergi
telinga kita mendengar semua teriakkan, tangisan, dan tawa, suara hujan yang mengalahkan semua suara tangis, atau petir yang menggelegar yang tak ingin kita dengarkan, suara ombak dan desau angin, atau sebuah bisikan pelan selamat tidur yang mengantarkan kita pada mimpi
tangan dan jari-jari  kita yang bisa leluasa menyentuh semua yang ada disekitar kita, menggenggam semua harapan, berjabat dengan tantangan, memeluk semua mimpi, atau justru melepaskan dengan rela semua itu
serta kaki kita yang melangkah masuk kedalam kisah manusia lain, berlari dari setiap inchi memori, terjatuh karena terlalu tinggi melangkah, dan mungkin berhenti di suatu tempat yang kita harapkan atau justru yang tak pernah kita inginkan.

akhhir kata, seperti otak yang menjadi lemari dan perpustakaan, tubuh kita juga menyimpan dan merekam ingatan, walau kita mungkin tidak ingat, tubuh kita punya kisah sendiri-sendiri, jangan biarkan kisah buruk terjadi pada tubuh kita.