5/2/13

ditulis ketika hujan dan petir

saya sadar, perasaan saya belum sepenuhnya buat dia, mungkin dia tahu itu, tapi yang saya tahu saat ini, dia baik, punya niat baik, dan insyaAllah bisa membawa kebaikan untuk saya, amin. jujur masih ada sisa-sisa perasaan dengan yang lalu, manusiawi gak sih? yang pasti gak semudah itu melupakan orang yang pernah hadir dalam hidup kita, modal saya sehingga masih bertahan sama dia sekarang ini, ya itu tadi... kebaikannya dan juga keseriusannya walau ini hanya dari pandangan seorang manusia. selain itu saya mungkin belum bisa memberikan label "sayang" atau sejenisnya buat dia, karena jujur memang belum ada. saya pun berharap saya gak akan memberikan label itu sampai memang saatnya tiba.
boleh gak kalau saya mengatakan kalau dia saat ini hanya saya anggap seperti seorang teman? karena kata pacaran mungkin tidak cocok untuk menggambarkan hubungan ini, dia seperti seorang teman, teman sharing, teman diskusi, teman berargumen, yah karena memang seperti itulah hubungan kami saat ini, tidak lebih, insyaAllah.
mungkin dia sering mengira saya tidak serius, karena saya memang takut terjebak pada perasaan saya sendiri, saya gak mau jadi seakan-akan menjadi "terlalu", biarlah perasaan ini ada secara natural, tetapi semoga kita punya tujuan yang sama. amin.

hanya untuk brainstorming saja, kadang saya bertanya dalam hati, apakah menikah selalu perlu perasaan sayang, atau cinta? tapi saya juga menjawab sendiri pertanyaan itu, menikah itu bukan mesti harus karena cinta, menikahlah karena menikah itu ibadah, dengan menikah seorang laki-laki menjadi imam, mencari nafkah, melindungi, dan bertanggung jawab, sedangkan bagi wanita nya? menjadi istri yang baik, menjadi ibu, mendukung serta memberi semangat suaminya, dam masih banyak lagi, iya kan?
bukan karena cinta kita menikah, walau hal itu banyak terjadi dan gak munafik jika mungkin juga terjadi pada saya, tapi semestinya dengan menikah kita bisa belajar mencintai orang lain, karena perasaan sayang itu pastilah akan muncul dari kebersamaan dan perhatian, selain itu, kalau kita sudah menganggap menikah itu ibadah, dengan siapa pun kita akan menikah kelak, Allah akan menyertai kita, benar kan?

finally, siapapun orangnya nanti, insyaAllah dita berusaha jadi pendamping yang baik, semoga niat baik ini berakhir dengan kebahagiaan, amin